Kacamata futuristik Google Glass mulai digunakan oleh publik (terbatas) dalam waktu dekat. Apa saja keunggulannya? Bagaimana kacamata itu dapat dimanfaatkan di masa depan? Google Glass adalah produk teknologi yang paling banyak dibicarakan saat ini. Selain dirancang langsung oleh Google, teknologi dalam sebuah kacamata juga belum pernah dieksplorasi sedrastis ini. Bagaimana Google Glass dapat dimanfaatkan pada masa depan adalah pertanyaan yang tak sabar untuk segera diungkapkan. Perlahan hal itu mulai tersibak. Itu karena beberapa hari lagi Google akan mulai mengirimkan perangkat seharga USD1.500 (Rp14 jutaan) itu ke sejumlah pengguna pertama yang disebut ”Explorer”. Mereka adalah developer (pengembang aplikasi) serta konsumen yang akan mengeksplorasi apa saja kegunaan dari Google Glass. Dari segi bentuk, Google Glass memiliki frame tebal di salah satu sisinya. Tepat di bagian kanan, ada layar seukuran prangko yang memiliki resolusi 640 x 360 piksel. Layar tersebut menjadi proyektor visual langsung ke retina mata sehingga pengguna Google Glass merasa melihat sebuah HDTV berukuran 25 inci dari jarak 2,5 meter. Selain memiliki fitur seperti kamera, mikrofon, dan speaker, Google Glass juga dapat terhubung ke perangkat lain melalui koneksi Bluetooth, bahkan Wi-Fi. Tersedia juga memori internal 16 GB, slot microUSB, kamera 5 MP, dan daya tahan baterai yang diklaim bertahan sepanjang hari.
Dengan fitur-fitur itu akan mudah bagi pengguna Google Glass untuk memotret, merekam video, chatting, mengirim SMS, melakukan pencarian di Google Search, hingga menerjemahkan kata tanpa menggerakkan tangan mereka. Karena itulah, Google Glass disebut sebagai komputer yang dapat dikenakan di tubuh. Saat ini Google Glass sedang dirintis untuk menjadi sebuah ekosistem sendiri. Buktinya bisa dilihat dari Andreessen Horowitz, Google Ventures, dan Kleiner Perkins Caufield & Byers. Ketiganya adalah venture capitalist(VC) yang siap memberikan modal venturakepada startupsyang mengembangkan sebuah produk, baik hardware maupun aplikasi, untuk Google Glass. Para VC itu akan memilah individual atau startupsmana yang dianggap paling potensial untuk diberi suntikan modal. Dan, karena entrepreneuryang terpilih itu akan mendapatkan masukan dari tiga sudut pandang sekaligus, kesempatan suksesnya dinilai akan lebih tinggi. Para analis juga berkomentar positif. Menyebut Google Glass sangat potensial untuk menjadi ekosistem yang besar. ”Developer sudah tidak sabar untuk bereksperimen dengan Google Glass,” ujar Ben Arnold dari NPD Group. ”Mereka (developer) bisa ’bermainmain’ dengan teknologi, peralatan, dan fitur baru yang sangat atraktif. Mulai aktivasi suara hingga augmented reality,” imbuhnya. Awal bulan ini raksasa mesin pencari asal China, Baidu, mengatakan bahwa mereka sedang mengerjakan prototipe kacamata yang mirip seperti Google Glass. Google Glass baru akan tersedia untuk umum mulai akhir tahun ini dengan harga yang lebih terjangkau, termasuk untuk mereka yang berkacamata minus. Kendati antusiasme terhadap Google Glass tinggi. Namun, kacamata tersebut juga menimbulkan pro kontra. Salah satunya adalah soal privasi dan keamanan. Di Amerika, misalnya, seseorang tidak boleh begitu saja mengambil gambar atau merekam video orang tanpa izin (sembunyi-sembunyi), yang tentu saja sangat mungkin dilakukan Google Glass. Selain itu, beberapa tempat sudah memberikan aturan keras kepada Google Glass. Salah satunya di kota judi Las Vegas.
Sumber : Sumber 1, Sumber 2, Sumber 3, Sumber 4, Sumber 5
No comments :
Post a Comment